Rabu, 26 Desember 2012

Hari ini dan setelah nanti

       Ada banyak hari yang telah terlewati. Tapi entah kenapa, hari ini, hari yang sangat ingin kutulis, kubaca dan kuingat serta kurasa lagi nantinya. Hari dimana satu hati kecil yang merasa sepi. Merasa kurang. Merasa tak lengkap, hanya karena satu kepingan hati lagi yang entah dimana. Ada hati yang begitu kurindui saat ini. Ada mata yang tak ku sapa pagi ini. Tak ada mentari serta bayang ku sendiri.

Aku tak tau apakah Siti Hawa merasakan ini? Atau Ainun pernah merasa serindu ini?
Entah ini diartikan rindu atau perasaan yang membenci sepi dan sendiri?


       Begitu tak menentu diawal pagi, ketika kembali harus sendiri. Entah hati itu yang tak perasa atau aku yang terlalu merasa. Berjalan dilorong panjang yang telah berkali-kali kulewati sendiri, namun rasanya tak sesepi hari ini. Hembusan angin menerpa ku, ia membelai selendang panjangmu yang menbalut wajahku ini. Kemilau surya menyapaku dibalik celah-celah dedaunan pohon, sinarnya menyilaukanku, memperkecil kornea mata sendu ini. Jam tangan abu-abu melingkar sempurna di lenganku menunjukkan pukul 09.45. Waktu yang tepat untuk menyeruput oksigen segar pagi hari.

       Aku tak sempurna. Memang, tak pernah aku sempurna. Tapi ini tak sama, ini bukan hari ku, bukan hari ku jika pagiku tanpamu, bukan hariku jika menatap langit senjaku tanpamu. Langit yang ku kagumi dikala jarum-jarum berbaring diangka 05.45. Langit yang sering kuberi nama 'Vanilla Twilight'. Langit berwarna kuning keemasan berbingkai bayangan hitam, siluet pepohonan.
 
       Meski tak terbiasa, aku harus bisa.
Hati mu itu tengah dirindukan. Tak sadarkah kau?
Ada hati disini. Hati yang nantinya akan berjuang untuk kembali membiasakan diri untuk sendiri saat kau akan pergi. Aku tak menuntut kau apapun, hanya hati yang merengek mengucap rindu selalu. Dan ia memaksamu untuk redakan gelombang rindu itu.

Kamis, 13 Desember 2012

Eighteen love



13 Desember 1994. Hari dimana puncak perjuangan panjang seseorang selama 9 bulan dalam mengandungku. Tuhan telah memberikan aku nyawa. Memberikan kesempatan bagiku untuk menangis dan mendengar kumandang adzan untuk pertama kali. Sebuah doa telah terkabulkan. Percakapan denganNya telah didengar. Jalan Tuhan telah jelas. Di bulan Desember tahun itu telah terajut sejarah baru bagi orang-orang disekitarku.

18 tahun lalu aku menangis. Namun aku belum yakin akan alasanku menangis kala itu. Tak ubah dengan saat itu, kini pun air mataku tumpah. Namun aku yakin dengan jelas akan alasan mengapa aku menguras air mata. Tangisan yang tak lain karena sebuah rasa yang berbaur; syukur, sesal dan kesal. Syukur akan orang-orang yang dititipkan padaku, akan semua kesempatan, nikmat, kemudahan. Sesal untuk semua kesempatan yang tak ku gunakan dengan baik, pada hal-hal tak berguna yang telah ku lakukan. Kesal pada diri sendiri yang belum mampu memberikan apa-apa bagi orang disekitarku di 18 tahun terakhir.

Telah 18 tahun Tuhan membiarkan jiwa ini bersarang pada raga, hingga jantung ini tak berhenti berdetak. Kusyukuri itu. “Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?”

Bukan umur panjang yang ku mohon jika tiada gunaku. Bukan umur panjang yang ku pinta jika hidup ku menambah beban. Aku ingin hidup, berjuang, belajar, menjadi lebih baik, memberi manfaat, menjadi alasan setiap senyum dan tawa orang yang ku cinta. Aku ingin mencintai apa yang patut ku cintai, Yaa Rabb.

Telah dewasa usiaku, dewasakanlah tingkahku, dewasakanlah pola fikirku, dewasakanlah ilmuku, dewasakanlah cintaku. Aamiin..

Sabtu, 24 November 2012

mimpi tanpa tinta

  Masih, ku pandangi langit-langit tempatku merebah diri. Memang tak ada bintang disini, tak ada kunang-kunang atau sedikit saja pantulan cahaya bulan. Berteman listrik beberapa watt yang cukup menyilaukan mata. Aku jarang sekali terlelap bertemankan gelap. Kenapa? Sederhana, aku takut mimpi buruk. Dan yang menjadi pertanyaanku, mengapa saat tidur dan lampu ku matikan, aku selalu didatangi mimpi buruk?

  Ini semua tentang mimpi. Tentang mimpi yang menjadi nyata, mimpi yang tak kunjung nyata, atau bahkan mimpi yang hanyalah sekedar mimpi.
Aku yakin, saat ini kau tengah berkelana di dunia ciptaanmu sendiri. Dunia dimana kuda bersayap, merpati bertanduk, kelinci bertopi. Dunia yang terkadang jauh dari logika dan nyata.

  Aku pernah bermimpi tentang dan denganmu. Sebuah mimpi yang rasanya selalu ingin ku tulis. Namun, rasanya itu mimpi termustahil yang pernah ku harap bisa dicapai.

  Aku tak ingin menulis tentangmu, karena aku takut jika nanti kau pergi, sakit itu tak hanya dihari ku, tapi juga di diaryku. Aku telah nyaman dengan rasa aman dan nyaman, aku terlalu takut menyentuh kata cinta. Kata yang aku yakini, kaya makna. Kata yang jika kau sebut untuk seseorang, kau bisa merubah dunianya. Kata tersulit untuk diucapkan. Kata yang mengandung komitmen kuat saat kau sebut. Kata yang indah, kala ia diucap oleh orang yang paling tepat.

   Hidupku hanya sekali, dan itu lebih dari cukup jika hari ini hingga tuaku hanya ada satu dan untuk satu. Mimpiku hanya itu, namun tak pernah ku tulis, sebab terlalu sulit untuk ku yakini.

Jumat, 12 Oktober 2012

opini otak dan hati



Mataku mungkin telah tertutup saat aku melihat. Tertutup oleh rasa indah yang entah sesaat atau akan terus aku rasa. Aku penuh warna, yang aku tau bukan hanya putih dan hitam. Sekelilingku bagai terproyeksi oleh proyektor raksasa yang membuat daun itu biru, langit adalah merah. Proyektor itu, sebut saja cinta.

Saat mata tertutup proyeksi kaleidoskop. Yang ada, dunia terpusat hanya pada satu, tepat di tempat dimana ia berdiri. Kiri-kanan hanyalah warna, properti. Bahkan begitu melumpuhkan hingga tak merasa banyak pusat warna yang lebih indah dan cerah, lebih penuh warna.

Memang hidup terkadang tak bisa jadi teman diskusi. Aku tak sempat bertanya, "aku harus apa? aku harus bagaimana? selanjutnya akan seperti apa? setelah ini apa? lalu akan bagaimana?" Jika pun waktu menunggu, hidup tak kan menjawab, karena waktu dan hidup selalu berjalan beiringan.

Telah milyaran detik aku mendengar, jutaan menit aku berfikir, ribuan jam aku tak bergeming. Wahai hidup, salahkah? Jika salah, teriaki aku! Jika tidak, aku yang akan meneriakimu! Maki lah aku wahai, kehidupan! Maki aku jika aku pantas mendapat makian. Tertawakan aku! Tertawakanlah lemahku! Tertawalah atas apa yang tak ku punya! Keluarkan seluruh kemampuan mu tuk takhlukkan aku! Tundukkan aku di lututmu! Aku mungkin hanya tetap berjalan, terdiam dan terheran atau mungkin aku akan berbalik dan menghunuskan pedangku di jantungmu, tanpa pernah kau sadar.

Proyektor masih memproyeksi duniaku. Sekelilingku masih hitam, putih. Bumi masih datar, lurus tanpa hambatan, tak berbukit dan berbatu. Namun aku juga adalah pecundang yang tak mampu menantang perih. Merasa aman dengan rasa nyaman. Maka aku memilih hanya diam dan terus berjalan.

Terkadang aku terheran-heran. Bagaimana sebagian orang mampu begitu yakin akan jalan di depannya? akan jalan yang bahkan belum pernah mereka injak. Akan kah jalan bersimpang, atau buntu? Mungkin mereka hanya ingin meyakini apa yang mereka percaya akan bahkan harus terjadi. Bagaimana jika hidup berkehendak lain? Haruskah mereka merengek sambil menangis tersedu demi apa yang mereka ingini? Lalu, sanggupkah mereka menahan perih kegagalan? Atau bahkan memilih short cut agar menyudahi perjalanan? Sebuah kalimat klise menyebutkan, manusia harus berani menantang resiko. Tapi logikanya, jangan bertindak bodoh mencoba mengambil resiko. Lalu aku mau apa?

Tidak semua yang aku tulis adalah aku. Tidak semua yang kau baca juga aku. Tak semua yang kau dengar itu benar, bahkan kau bisa terkecoh oleh suara kecil di dekatmu, suara hati yang sejatinya bukan hati. Jika kau masih mengandalkan logika mu, jangan pernah sebut itu cinta. Jika logika terus bicara, maka percayalah aku akan berhenti.

Jumat, 31 Agustus 2012

Percakapan Rasulullah dengan Musuh Sejati Manusia



Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”

Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”

Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”

Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.



Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

“Siapa yang memaksamu?”

Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:

“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”
Orang Yang Dibenci Iblis


Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?”

“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“lalu siapa lagi?”

“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?”

“Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi?”

“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?”

“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa?”

“Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?”

“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”

“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”

“Umar bin Khattab?”

“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan?”

“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?”

“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)
Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis


“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”

“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

“Kenapa?”

“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa?”

“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?”

“Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran?”

“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah?”

“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu?”

“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”

“Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”

“Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu?”

“Istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”

“Sedekah yang diam – diam.”

“Apa yang dapat menusuk matamu?”

“Shalat fajar.”

“Apa yang dapat memukul kepalamu?”

“Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu?”

“Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu?”

“Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”

“Di bawah kuku manusia.”

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”

“Pemakan riba.”

“Siapa sahabatmu?”

“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?”

“Pemabuk.”

“Siapa tamumu?”

“Pencuri.”

“Siapa utusanmu?”

“Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira?”

“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?”

“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”

“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”
Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas


Rasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”

Iblis segera menimpali:

“Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”

“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”

“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. “

“Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. “

“Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”
Iblis Dibantu oleh 70.000 Anak-Anaknya


“Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.

Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.

Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.”

Syaithan juga berkata, “keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.

“Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.

Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.

Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”
Cara Iblis Menggoda


“Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?

Akulah mahluk pertama yang berdusta.

Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.

Tahukah kau Muhammad?

Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar – benar menasihatinya.

Sumpah dusta adalah kegemaranku.

Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku.

Kesaksian palsu kegembiraanku.

Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’

Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.

Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.

jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.

Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalamdirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.

Dan iapun semakin taat padaku.

Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’

Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.

Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.

Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?”
10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT


“Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”

“10 macam”

“Apa saja?”

“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.”

Allah berfirman,
“Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)

“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.

Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.

Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.”

Allah berfirman,

“Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).

“Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.

Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.

Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.

Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”

Iblis berkata : “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.

Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!

Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.

Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.”

Rasulullah SAW lalu membaca ayat :

“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 - 119)

juga membaca,

“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)

Iblis lalu berkata:

“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”


Sampaikanlah risalah ini kepada saudara-saudara kita, Teman-teman kita dan siapa saja, agar mereka mengerti dengan benar, apakah tugas-tugas dari Iblis atau Syaithan tsb. Sehingga kita semua dapat mengetahui dan dapat mencegahnya dan tidak menuruti bisikan dan godaan Iblis atau Syaithan.

Sumber : pelangi-devy.blogspot.com

Kamis, 23 Agustus 2012

jason mraz - i won't give up


When I look into your eyes
It's like watching the night sky
Or a beautiful sunrise
Well, there's so much they hold
And just like them old stars
I see that you've come so far
To be right where you are
How old is your soul?

Well, I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

And when you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patiently waiting
To see what you find

'Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth it
No, I won't give up

I don't wanna be someone who walks away so easily
I'm here to stay and make the difference that I can make
Our differences they do a lot to teach us how to use
The tools and gifts we got yeah, we got a lot at stake
And in the end, you're still my friend at least we did intend
For us to work we didn't break, we didn't burn
We had to learn how to bend without the world caving in
I had to learn what I've got, and what I'm not
And who I am

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up
Still looking up.

I won't give up on us (no I'm not giving up)
God knows I'm tough enough (I am tough, I am loved)
We've got a lot to learn (we're alive, we are loved)
God knows we're worth it (and we're worth it)

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

Rabu, 22 Agustus 2012

happy ied mubarak !

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H ya, saudara-saudara seimanku :)

Baru bisa posting dan ngucapin selamatnya sekarang. Bukannya sok sibuk, tapi emang sibuk sih, pemirsa sekalian #halah!
Gimana lebaran kalian? menyenangkan? pastinya ya :)

Lebaran tahun ini terasa agak lain bagiku. Kenapa? karena setelah lebaran, aku harus caw dari kota ini. Kembali berjuang, kembali bersiap diri, menantang dunia baru yang biasa ku sebut "University Life". Jadinya, sebelum mulai masuk ke dunia baru itu, berpuas-puas diri lah menikmati suguhan sederhana suasana kota kecil ini serta kebersamaan dengan keluarga, sahabat-sahabat, dan orang-orang spesial.

Di duniaku, hari pertama lebaran adalah hari wajib di rumah dan ngekor orang tua. Makan lontong bareng, sholat ied, salam-salaman sekeluarga, bertamu ke rumah tetangga sekitar komplek, lanjut ke rumah saudara, diem di rumah, nerima tamu, tiduran sampe hampir maghrib. hahaha

Yang seru itu, dihari lebaran kedua. Force kumpul lagi! :)
Sekitar jam 10 pagi, kasmar dan ikhsan udah nunjukin batang hidungnya di rumahku. Melihat 2 wajah yang tidak wah lagi bagiku itu, membuat hati jadi sedikit mellow hahah. Rindu tak terkira akhirnya mulai surut ketika rumahku riuh, sesak penuh dengan manusia-manusia ajaib ini. Dan setelah semua terkumpul, perjalanan panjang silaturrahim pun bermula.

Tak terasa waktu cepat berjalan sejak pagi hingga sore hari, tanggal 20 Agustus 2012 ini menjadi spesial dan berharga ketika dilewati bersama orang terkasih. Sebelum kami berpisah. Sebelum kami berjuang, perjuangan yang bukan tanpa teman. Aku yakin, akan selalu ada jiwa di luar sana yang akan kau anggap teman nantinya, meski tak kan pernah sama.

Just go to the flow~
Nikmati saja jalan hidup. Sekali lagi happy ied mubarak, semuanyaaaa :)

Rabu, 15 Agustus 2012

datang, lalu meninggalkan

Hari ini, hampir 2 bulan aku melewati hari tanpa tularan semangat darimu. Memang terasa aneh selama 2 bulan belakangan ini. Hidup terasa berjalan begitu saja, terasa datar, hambar dan sepi. Waktu berlalu dan berjalan, bahkan terasa berlari cepat sekali. Segalanya begitu cepat pergi, tanpa ada kesan.

Kita telah berkali-kali melewati fase “datang dan meninggalkan.” Namun, kali ini aku lelah. Aku sangat lelah! Aku bosan! Masing-masing dari kita tentu tahu, bahwa kau dan aku membutuhkan satu sama lain. Aku butuh kau, kau butuh aku. Aku hanya ingin kau, kau pun begitu. Tapi ego mengalahkan segalanya. Selalu saja ada hal-hal yang jadi ‘pengganggu’ di tengah jalan ini. Jadi pertanyaann di benakku, tentang dirimu. “tak cukup kah hanya aku di hati mu itu?” kau hanya perlu modal ‘setia’ cukup hanya dengan ‘setia’ untukku.

Entah masih bisa atau tidak ‘kita ini’ untuk diperbaiki. Karena semuanya telah begitu fatal. Malam itu emosiku sungguh telah dipuncak, tak bisa ku tahan lagi. Emosi untuk sebuah rahasia yang cukup lama kau tutupi. Aku mengenalmu bukan baru satu atau dua hari. Aku telah membaca hitam dan putihmu. Aku kenal siapa dirimu. Tentu kau pun begitu. Tapi mungkin kita telah beda. Tak lagi sama. Kau telah berubah, entah begitu pula denganku.

Awal September dulu begitu indah, saat pertama ku kenal dirimu, saat kau masih dirimu yang ku mau. Tapi kini, aku bingung, entah apa yang akan terjadi di awal September nanti yang lagi-lagi, tanpamu. Entah apa yang akan aku hadapi, entah bagaimana aku akan bersikap. 26 hari diBulan Suci telah ku lewati tanpamu, ku teguhkan bulan ini untuk tak ingat sama sekali padamu. Tapi kau tahu? Aku gagal.

Biarlah aku tanpamu. Ku lepaskan kau dari genggaman tangan, dari kepalan tangan ini. Ku relakan kau terbang mencari jiwa yang kau mau. Dengan begitu, kau pasti bahagia. Toh, kau tak lagi sama, aku juga telah beda dan mungkin tak lagi ada ‘kita’.  Biarlah aku berkutat dengan dunia baruku, dunia yang ku sebut “my own life”.

Minggu, 12 Agustus 2012

Satu Masa Diversity


Aku terdiam, ku lihat sekelilingku, ku lihat wajah-wajah yang jadi teman setia selama 3 tahun. Kenakalan kami tak berhenti meskipun kami tengah menanti hasil yang sangat menentukan jalan hidup kami kedepan. Bermacam-macam tingkah mereka saat ini. Hanya sebagian kecil yang benar-benar khidmat mendengarkan wejangan dan nasihat dari Bapak Kepala Sekolah, sedangkan yang lain? Saling menjahili satu sama lain, ada yang berfoto-foto, terdengar pula riuh tawa di samping kananku, beberapa yang saling bersalaman, ada pula yang sedang asik dan dengan pedenya mencoret-coret seragamnya, teman-teman dibarisan depan begitu serius mendengar ‘hidangan’ dari pak Kepsek, dan aku tau, seseorang tengah melihatku dari sudut belakang.
Ku tarik nafas panjang. Seperti mimpi, bagai tak nyata. Teringat semua hal yang telah kita lalui, semuanya terasa singkat, sangat sebentar. Semua kenangan selama 3 tahun ku rangkum jadi satu. Ku hembus nafas panjang.

Otakku secara otomatis mengulang detik saat MOS, betapa aku sangat malu ketika berdiri dengan Wiro dan beberapa orang kakak kelas di tengah lapangan, kami berdua terpilih sebagai adik favorit. Aku bingung, kenapa aku? Ada banyak siswa-siswi populer di hadapan sana. Kenapa kami berdua?

Ku ulang kembali saat pertama aku duduk sebagai siswi SMAN 1 Bangko di kelas IX. Di sebelah kiriku, Aulia Akbar, seseorang yang baru ku kenal, namun terasa telah begitu akrab. Suasana penuh kekeluargaan, persahabatan, perkenalan, adaptasi dan aku ingat momen ketika emosiku meledak saat beberapa temanku tak serius mendengarkan guru. Kala itu, aku semakin menghargai guru. Betapa seorang guru selalu berusaha membagi ilmu yang ia punya padamu, agak kau pintar, agar kau cerdas, agar kau sukses. Namun terkadang kita mencibir, meremehkan, terlalu menganggap hal itu sepele. Dan disaat itu pula, tersirat satu hasrat. Kelak kala aku telah terdidik, aku ingin mengajar, aku ingin mendidik.

Ku lihat dari jauh, kelas XI IPA 4, di gedung sebelah kanan, tak jauh dari tangga dan tempat fotocopy yang tepat di bawah tangga. Masih sangat jelas perasaanku waktu itu, ketika aku dinyatakan sebagai siswi kelas XI IPA 4. Aku takut, benci, tak bersemangat sama sekali. Rasanya ingin pindah dari kelas ini ke kelas sebelah, kelas XI IPA 3, agar sekelas dengan Meity atau XI IPA 1, agar sekelas dengan Nisa. Veby sependapat denganku kala itu. Kami ingin pindah dari kelas ini, namun digagalkan oleh pak Dedi, guru BP kami. “Coba kalian jalani dulu beberapa minggu, kalau masih gak nyaman dan benar-benar ingin pindah kelas, lapor ke saya ya!” ia berkata dengan logat khas jawanya itu. Mendengar kata-kata beliau, aku dan Veby menyerah. Akhirnya kami duduk sebangku hingga naik ke kelas XII. Dan setelah itu, tak pernah aku sedikitpun berniat pindah dari kelas manusia-manusia ajaib ini.

Kelas XI adalah awal mula rasa sadarku. Betapa memang, masa putih abu-abu sungguh indah! Tak bisa dibandingkan dengan masa saat TK, SD atau SMP. Bagiku, ini masa Emas! Pertemanan terasa begitu manis, semua cinta rasanya selalu ingin kami bagi. Aku salah tentang IPA 4. Aku salah ketika aku menganggap kelas ini ‘anak-anaknya gak asik’. Bersama mereka adalah momen yang sangat tak bisa aku lewatkan, bahkan hingga detik ini. Kami semua saling mendukung. Hal ini terasa ketika Aku dan beberapa temanku mengikuti olimpiade Bahasa Inggris di Pekanbaru. Meski tak berhasil memboyong piala, aku merasa seperti seseorang yang penting bagi mereka, atas energi semangat yang mereka tularkan. Ku ingat saat kami, XI IPA 4, mengikuti olimpiade Bahasa Indonesia di UNRI. Kebersamaan sangat terasa, walau terjadi banyak hal yang tak diharapkan, justru hal itu yang menyatukan kami. Kami semua semakin dekat, semakin akrab. Kini kami telah bisa membaca hitam dan putih didiri masing-masing.

Ku dongakkan kepalaku, ku tatap langit yang tak begitu cerah. Di beberapa bagian, terlihat gepulan awan hitam yang bergerak perlahan, seakan berkejaran, berlomba untuk menyatu dan menurunkan  Hujan. Setetes Rahmat Tuhan mengenai dahi ku. Ku tengadahkan tanganku ke depan, menampung air yang telah menjalani siklus ribuan bahkan jutaan kali. Gerimis. Setetes demi setetes, hingga tanganku basah. Teman berseragamku pun mulai riuh menyerukan hujan dan sibuk menutup kepala dengan apapun itu.

Masih berdiri di tempat yang sama. Khayalku berkelana dalam jalan panjangku selama 3 tahun belakangan ini.

Naik ke kelas XII aku duduk sebangku dengan Mery. Gadis tomboy yang ku beri panggilan sayang ‘kak meye’ ini adalah teman sekaligus kakak bagiku. Sedari awal, kami semua telah beranggapan “nikmati masa-masa kelas 3, waktu kita buat bareng-bareng mungkin tak lama lagi” hal inilah yang selalu kami pegang. Apapun itu, selalu dengan IPA 4. Kami tak pernah berjanji untuk selalu ‘kemana-mana bareng’. Tidak. Hanya saja, mungkin telah tertanam di jaringan otak kami masing-masing bahwa, “nikmati waktu yang tersisa, nikmati masa ini” hingga, semua kami kerjakan bersama-sama.

Ada jutaan kenangan di tempat ini, di sekolah ini. Di kelas, di taman kelas, di kantin, di musholla, di WC, di Lab komputer, di Lab kimia, di Perpusatakaan, di Lapangan olahraga, di parkiran, di gedung lantai 3, di tempat fotocopy, di halaman sekolah, di belakang kelas, di meja guru, di jendela kelas, di depan pintu, di koridor kelas, di tangga. Jutaan! Tak dapat ku gambarkan, tak dapat ku ungkapkan, tak dapat ku tulis. Hanya ingatan yang mampu bercerita. Bayangkanlah tempat-tempat istimewa itu satu per satu, pasti ada-ada saja hal yang bisa kau ingat, yang bisa kau tertawai. Kenangan yang meski itu pahit, namun tetap terasa manis saatku ingat. Meski dulu aku pernah menangis, namun saat ini aku tersenyum kala mengingat hal itu kembali.

Khayalanku buyar ketika seseorang menyenggol bahuku. Kembali ke alam nyata, jauh dari apa yang tengah aku kenang. Aku berdiri di lapangan ini, lapangan yang menjadi saksi derap langkah kami. Sebentar lagi hasil Ujian Nasional akan diumumkan. Aku yakin, sangat yakin, kami semua berhasil.

Benar saja, apa yang telah kami lakukan, sejalan dengan apa yang kami raih. Kami semua lulus.

Mataku berair, namun ku seka. 3 tahun kami disini, tak sia-sia. Perjalanan hidup kita memang telah panjang, namun tujuan kita masih jauh. Jauh di depan sana. Masih banyak hal yang akan kita lalui. Jika kelak kalian telah sampai di tujuan kalian, kenanglah kita. Ingat, kita pernah tertawa bahkan menangis bersama. Suatu saat kala aku telah sampai di titik lelahku, akan ku kenang cerita ini dan ku bagi rasaku pada mereka yang akan merasakannya pula.

One Republik - Stop and Stare




This town is colder now, I think it’s sick of us 
It’s time to make our move, I’m shakin' off the rust 
I’ve got my heart set on anywhere but here 
I’m staring down myself, counting up the years
Steady hands just take the wheel Every glance is killing me 
Time to make one last appeal For the life I lead
 
Stop and stare I think I’m moving but I go nowhere 
Yeah, I know that everyone gets scared 
But I’ve become what I can’t be, oh
 
Stop and stare You start to wonder why you’re here not there 
And you’d give anything to get what’s fair 
But fair ain’t what you really need 
Oh, can you see what I see?
 They’re tryin' to come back, all my senses push 
Untie the weight bags, I never thought I could 
Steady feet, don’t fail me now I'm gonna run till you can’t walk 
Something pulls my focus out And I’m standing down
 
Stop and stare I think I’m moving but I go nowhere 
Yeah, I know that everyone gets scared 
But I’ve become what I can’t be, oh
Stop and stare You start to wonder why you’re here not there 
And you’d give anything to get what’s fair 
But fair ain’t what you really need Oh, you don’t need
What you need, what you need What you need
 
Stop and stare I think I’m moving but I go nowhere 
Yeah, I know that everyone gets scared 
I’ve become what I can’t be Oh, do you see what I see?