Hari ini, hampir 2 bulan aku
melewati hari tanpa tularan semangat darimu. Memang terasa aneh selama 2 bulan
belakangan ini. Hidup terasa berjalan begitu saja, terasa datar, hambar dan
sepi. Waktu berlalu dan berjalan, bahkan terasa berlari cepat sekali. Segalanya
begitu cepat pergi, tanpa ada kesan.
Kita telah berkali-kali melewati
fase “datang dan meninggalkan.” Namun, kali ini aku lelah. Aku sangat lelah! Aku
bosan! Masing-masing dari kita tentu tahu, bahwa kau dan aku membutuhkan satu
sama lain. Aku butuh kau, kau butuh aku. Aku hanya ingin kau, kau pun begitu. Tapi
ego mengalahkan segalanya. Selalu saja ada hal-hal yang jadi ‘pengganggu’ di
tengah jalan ini. Jadi pertanyaann di benakku, tentang dirimu. “tak cukup kah
hanya aku di hati mu itu?” kau hanya perlu modal ‘setia’ cukup hanya dengan ‘setia’
untukku.
Entah masih bisa atau tidak ‘kita
ini’ untuk diperbaiki. Karena semuanya telah begitu fatal. Malam itu emosiku
sungguh telah dipuncak, tak bisa ku tahan lagi. Emosi untuk sebuah rahasia yang
cukup lama kau tutupi. Aku mengenalmu bukan baru satu atau dua hari. Aku telah
membaca hitam dan putihmu. Aku kenal siapa dirimu. Tentu kau pun begitu. Tapi mungkin
kita telah beda. Tak lagi sama. Kau telah berubah, entah begitu pula denganku.
Awal September dulu begitu indah,
saat pertama ku kenal dirimu, saat kau masih dirimu yang ku mau. Tapi kini, aku
bingung, entah apa yang akan terjadi di awal September nanti yang lagi-lagi,
tanpamu. Entah apa yang akan aku hadapi, entah bagaimana aku akan bersikap. 26
hari diBulan Suci telah ku lewati tanpamu, ku teguhkan bulan ini untuk tak
ingat sama sekali padamu. Tapi kau tahu? Aku gagal.
Biarlah aku tanpamu. Ku lepaskan
kau dari genggaman tangan, dari kepalan tangan ini. Ku relakan kau terbang
mencari jiwa yang kau mau. Dengan begitu, kau pasti bahagia. Toh, kau tak lagi
sama, aku juga telah beda dan mungkin tak lagi ada ‘kita’. Biarlah aku berkutat dengan dunia baruku,
dunia yang ku sebut “my own life”.
0 Comments:
Posting Komentar