Selasa, 16 Februari 2016

I wish… I was a master story teller.



Semua orang pasti punya cita-cita, mimpi, atau minimal, harapan. Kalo ngana-ngana sekalian yang lagi baca tulisan ini ngakunya gak punya cita-cita, mimpi atau harapan, mending ngeme-time dulu deh dipojokan kamar mandi sambil showeran, bisa jadi itu mengindikasikan kalo hidup ngana gak ‘hidup’.

Menurutku, hal yang paling gampang dilakukan oleh manusia diseluruh dunia adalah berharap. Contoh deh, sebelum tidur kalian berniat buat nyuci pakaian besok pagi, kalian berharap bisa kebangun pagi-pagi, berharap besok hari cerah, berharap jemuran gak penuh sama jemuran anak kosan yang lain. Atau, dikasi perhatian dikit sama doi eh situ ngarep. Ups. Oke, intinya berharap itu gampang banget. Setuju?

Frankly, aku orangnya tipikal big dreamer. Pemimpi kelas berat. Eh bukan deh, kelas obesitas tepatnya. Aku punya banyaaaaaaak mimpi. Kalo dibikin list, struk belanja emak-emak pas diskon 50%+20% diakhir tahun mungkin kalah panjang deh. Sebenernya malu liat diri sendiri, punya mimpi yang banyak dan besar, tapi tindakan? Minim. Malu sama Tuhan, malu sama diri sendiri, malu sama tulisan-tulisan di mading kamar. Malu!

Salah satu mimpiku dari kecil adalah pengen jadi story teller. Dalam bentuk apapun. Penulis novel, puisi, blogger, pembicara, narasumber, atau sekedar jadi temen cerita yang seru. Jangankan itu, ngungkapin perasaan aja susah banget rasanya hahaha. Mungkin aku kurang baca, ilmuku kurang, sedikit berguru, kurang mendengar, jarang berlatih, atau mungkin sombong dan merasa pintar? Aduh, yakin deh, beta mah masih jauh banget dari predikat pintar, walaupun kadang suka sok paham dan sok pintar wkwkwk.

Makin dewasa aku makin paham kalau hidup ini sebenernya adalah proses belajar. Bahkan dalam islam, perintah pertama didalam Al-Quran adalah Iqra (baca). Manusia diperintahkan Tuhan untuk membaca. Apa yang dibaca? Apapun yang bermafaat dan menambah ilmu. Aku yakin banget sama kombinasi kekuatan antara membaca (melihat) dan mendengarkan. Coba deh, apalagi jalur belajarnya manusia selain itu? Makanya Tuhan menciptakan manusia dengan 2 mata, 2 telinga, dan 1 mulut. Kita diperintahkan untuk memperbanyak belajar, dan sedikit bicara, jika pun harus bicara, hendaknya yang bermanfaat.

Jika hidup adalah proses belajar, maka tujuan hidup adalah untuk jadi manfaat bagi orang lain. Oke, ini tujuan hidup versi aku sih, tujuan hidup orang pastinya beda-beda. Bercita-cita jadi orang yang bermanfaat. Caranya gimana? Harus punya ilmu. I means ilmu yang gak cuma kita dapat dari pendidikan formal pastinya. Menurut petuah Minang “Alam takambang jadi guru”. Bahkan dari seluruh alam kita bisa mencuri ilmu, dan kita semua pasti tau kalau alam itu gak ada batasnya. Artinya apa? Ilmu itu gak ada batasnya. Gak ada batasnya untuk kita mencari ilmu. Filosofis.

Kalian yang baca mungkin merasa heran dan mikir “siapa sih lo sok bener tentang hidup, cita-cita dan ilmu?”. Aku bukan siapa-siapa sih, cuma seorang mahasiswi cantik yang kuliah dijurusan akuntansi Universitas Riau semester 8 dan sedang dalam proses belajar menulis penelitian ilmiah. Dan tentunya seorang pemimpi garis keras. I wish… I was a master story teller.
 
 You may say I’m a dreamer, but I’m not the only one”—John lennon

0 Comments:

Posting Komentar