Dari dulu, aku
tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan Filsafat. Buah fikiran filsuf. Buah
fikiran orang-orang yang berfikir. Buah fikiran orang-orang yang bertanya. Buah
fikiran orang-orang yang mencari. It’s beautiful. Human’s brain is amazing.
Lalu, kenapa
Plato?
Plato ini Filsuf
Yunani kuno, dia lah salah satu bapak moyangnya pemikiran Barat. Seorang yang
gemar belajar. Berteman dan berguru pada Socrates, orang paling bijak, adil dan
terbaik yang pernah saya kenal, menurut Plato.
Dari Socrates,
Plato belajar banyak hal. Namun sayang, Socrates tak banyak menulis. Seumur
hidup, Ia tak pernah menghasilkan tulisan. Namun buah fikiran Socrates ini melekat
erat pada muridnya, Plato. Dalam karya-karyanya, Plato selalu menyebutkan
Socrates sebagai tokoh utama dari fikiran-fikirannya.
Bagi
Socrates, merenungi Filsafat adalah sebuah seni tingkat tinggi. Dalam perjalanan
berfikirnya, Ia tak ingin terkesan menggurui, bahkan ia berkesan sebagai
seorang yang selalu ingin belajar. Ia kerap kali mendatangi masyarakat kota
Athena, berkeliling pasar tanpa alas kaki, bersikap seolah-olah bodoh demi
berdiskusi dan mengajak orang untuk “berfikir”.
Menariknya,
Ia “mengajar” bukan dengan metode ceramah, namun dengan Dialektik, yakni
berdialog. Ia mulai dengan pertanyaan. Lalu lawan bicara berfikir, berpendapat,
lalu ia tanyai lagi. Menarik menurutku, coba cermati lagi, berapa banyak guru/dosen
kita yang berhasil bikin kita mikir dengan pertanyaan-pertanyaannya? Dulu sewaktu kuliah, aku ngerasanya ada 5 dosen yang berhasil bikin mikir. makasih pak, buk. aku padamu💕
Diakhir hayatnya, Socrates dihukum mati karena dituduh telah merusak generasi muda Athena. Bagaimana bisa seorang Socrates yang hanya sekedar bertanya, bertanya, lalu bertanya lagi bisa dianggap berbahaya? Karena dengan pertanyaan-pertanyaannya, ia berhasil membuat generasi muda berfikir. Ingat, Cogitto Ergo Sum. Aku berfikir, maka aku ada.
Balik lagi ke
Plato, dalam buku “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” karya Michael H. Hart,
Plato ada di peringkat 40,
sedangkan Socrates? Tidak masuk dalam daftar, guysss.
Dari experience
mereka ini, kita bisa belajar, bahwa jika ingin dunia melihat fikiranmu, maka
menulislah. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
قيدوا العلم بالكتابة
“Ikatlah ilmu dengan tulisan”
(Silsilah Ahadits Ash Shahihah no. 2026)
Socrates dengan semua fikirannya, ia bagi ke banyak orang, ia ciptakan banyak calon-calon pemikir, namun tak ia ikat ilmunya dengan menulis. Ia akan dikenang karena apa jika tak ada tulisan Plato yang mengabadikan fikirannya?
Sebagai pengingat buat diri sendiri juga, agar terus menulis. Terutama ilmu yang bermanfaat, karena hidup gak melulu cinta wkwkwk
Keep writing! Semoga bermanfaat.
pis, laf and gawl💃
p.s. : link artikel yang bisa jadi referensi


0 Comments:
Posting Komentar