Senin, 02 Juli 2018

Menjadi Subjek

Apa yang kita lakukan, akan dibalas pula setimpal. Bahagia yang kita bagi, tawa yang kita buat, bahkan sakit yang kita ciptakan di hati orang lain, akan dibalas serupa. Setidaknya itu yang aku percaya. Namun mungkin tak ku terapkan dalam beberapa waktu belakangan. Aku lupa hukum alam yang satu itu. Bahwa hukuman berlaku untuk siapa saja. Tanpa kecuali. Yang aku fikirkan selalu adalah senangku saja, sedihku saja, sakitku saja. Bagaimana orang lain? Aku menjadi diriku versi antagonis dalam beberapa hal.

Hari ini otak ku berfungsi kembali. Kembali mulai berfikir dan membaca-baca diri. Hari ini aku senang, ku kenang-kenang, siapa yang pernah aku senangkan hatinya dulu? Hari ini aku sedih tak terperi, ku timbang-timbang lagi, siapa yang dulu hatinya ku buat sedih? Jika boleh memilih, aku mau semua hal buruk dulu diakumulasi saja, aku ingin bayar lunas sekarang. Biar jangan sedih diulang-ulang.

Siapapun, hanya ingin tenang. Hidup dengan hati dan fikiran yang damai. Tanpa beban. Aku pun juga. Hanya ingin tenang.

Mengerti lalu dimengerti.
Memahami lalu dipahami.
Menerima lalu diterima.
Menghargai lalu dihargai.
Mencintai lalu dicintai.

Teori memang selalu sesederhana itu. Nyatanya manusia ingin selalu jadi objek.

Objek yang dimengerti.
Objek yang dipahami.
Objek yang diterima.
Objek yang dihargai.
Objek yang dicintai.

Lalu lupa jadi Subjek, yang mengerti, memahami, menerima, menghargai, mencintai.
Kita, manusia, seegois itu. Rasanya tak kan begitu sulit untuk jadi subjek yang membahagiakan orang lain. Menjadi subjek dan objek yang saling membahagiakan. Sederhana.

Sesederhana menjaga lisan atas pertanyaan yang tak seharusnya kau lontarkan pada temanmu saat reuni sekolah.

Sesederhana wanita yang repot-repot belajar memasak makanan favorit kekasihnya.

Sesederhana pria yang mengirim pesan pada wanitanya bahwa ia tengah ditumpuk oleh pekerjaan, agar sang kekasih tak perlu lama menunggu.
Sesederhana ucapan selamat atas prestasi temanmu.

Sesederhana ucapan maaf atas salahmu.

Sesederhana ucapan selamat beristirahat atau sekedar selamat pagi, have a nice day.

Sesederhana itu.

Menjadi subjek tidaklah rumit. Namun kadang kita lupa untuk membahagiakan. Kita terkadang lupa, disamping diri sendiri, ada objek lain pula yang perlu kita bahagiakan.


Teruntuk siapa saja yang membaca ini.
Maaf, jika hatimu pernah ku buat sakit. Jika tidurmu pernah terganggu karena ucap dan sikapku.

Teruntuk Dwy Rozaini,
Di dunia yang kamu bisa jadi siapa saja, jadilah orang baik.

Teruntuk teman lamaku,
Selamat melanjutkan hidup. Semoga Bahagia.



Bagansiapiapi, 02 Juli 2018.
Setelah mengirim pesan padamu

0 Comments:

Posting Komentar