Selasa, 29 Desember 2015

entah siapa

Kubuka perlahan kelopak mata. Setauku yang ada hanya cahaya putih menyilaukan kornea. Tubuh lemahku bersandar pada sesuatu, tanganku tak mampu bergerak, aku tak mampu bertindak.

Lalu kulihat ia datang mendekat.
Rasanya aku pernah tahu wajah seperti itu. Sungguh! Seperti pernah aku menatap dalam dan lekat sepasang mata sendu di depanku ini. Tapi entah dimana. Aku lupa.

"Pernahkah kita jumpa sebelumnya?" tanyaku. Ia hanya membalasku dengan senyuman tipis yang lagi-lagi ingin membuatku bertanya lebih banyak tentangnya, namun tak mampu. Ia terus menatap tanpa berucap. Sedang aku terpukau pada heningnya.

Siapa dia? Aku tak ingat lagi, bahkan sekedar namanya aku tak tau. Mungkin ia wanita masa lalu yang menjelma jadi entah siapa. Aku lupa.

Perlahan ia pergi. Lalu aku tak sadarkan diri. Seterusnya aku tak ingat lagi.

"Aku tak tau siapa dirimu, namun aku rindu."

Kamis, 10 September 2015

Kuliah Kerja Nyata (?)

Kuliah Kerja Nyata dibeberapa universitas jadi hal yang wajib dijalani oleh mahasiswanya. Kuliah Kerja Nyata atau biasa disebut Kukerta/KKN adalah kegiatan mahasiswa-mahasiswi yang ditempatkan di lokasi tertentu yang tujuannya untuk mengembangkan daerah serta menggali potensi daerah tersebut. Biasanya mahasiswa bakal ditempatkan di sebuah kota kecil atau bahkan desa terpencil, i mean TERPENCIL.

Oke, kali ini tulisan aku bahasanya bakal agak seriusan nih, soalnya ini agak berbau akademis jadi gak boleh puitis atau becanda banget hahaha.

Aku baru aja menyelesaikan program wajib dari kampusku, Universitas Riau. Nah, Kukerta tahun ini agak sedikit unik, saudara-saudariku sekalian. You know what? Ada sedikit yaaa, menurutku ini sebuah kemajuan sih, yakni komputerisasi pendaftaran Kukerta. Yang namanya hal baru, pasti bakal ada kendala yang dihadapi dalam prosesnya dan otomatis menuai pro-kontra. Hal ini terjadi karena ada sebagian mahasiswa yang merasa dirugikan dari sistem ini. Disistem ini, kita diperbolehkan memilih lokasi Kukerta kita sendiri, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

I choose Desa Parit Kebumen, Kec. Rupat Selatan (Pulau Rupat), Kab. Bengkalis, Riau. Alasan : unknowed, super random lol. Kalau kebanyakan mahasiswa suka milih-milih lokasi berdasarkan rumah/kampung halaman mereka, aku agak beda nih. Well, i think makin jauh makin asik dan semakin kita buta akan lokasi, bakal semakin seru dan lebih surprise. Itu menurutku sih. Tapi gak boleh buta-buta amat loh, ada hal-hal yang wajib-mesti-kudu-harus kita tau dari lokasi tujuan kita. At least, kita mesti tau transportasi kesana gimana, daerah sekitaran lokasi kita, jauhnya jarak ke lokasi, dan yang pasti tingkat kesiapan mental kita.

Awalnya emang agak kaget sih sama pilihan sendiri. Dan aku baru nyadar kalo pilihan gak bisa diganti. This is what i've chosen. Waktu itu temen-temen yang lain lagi pada sibuk rebutan lokasi. As what i've said, sistemnya sering eror (tapi alhamdulillah lokasi tujuanku masih dikit yang tau, jadi gak perlu rebutan hehe). Sedangkan aku? Sedang sibuk-sibuknya survei lokasi di google, gmaps, youtube, facebook, twitter, sampai ke blog-blog random. Aku ngerasa agak bangga sama pilihan dan lokasi Kukerta ku, desa Parit Kebumen ini ternyata mendapat predikat juara III pada kegiatan lomba Administrasi dan Kebersihan Desa tingkat Kabupaten Bengkalis (wikipedia). Dan best partnya, ada PANTAINYAAA!


Pantai Ketapang, Pulau Rupat, kab. Bengkalis. Riau.

Singkat cerita, aku dan temen-temen sekelompok mulai ngerancang program, survei lokasi langsung (perwakilan), dan bikin daftar keperluan pribadi dan kelompok. Tanggal 3 Juli kami udah ada di lokasi dan awalnya emang kaget banget sama lokasinya. Kami tinggal di Gedung Serbaguna yang lumayan besar, dan yang bikin seru itu.... anak-anak didalemnya rame! Kabarnya sih Gedung Serbaguna ini emang jadi tempat mainnya anak-anak desa, apalagi kalo lagi ada anak-anak Kukerta UR.




Rasanya aku emang gak salah pilih. Warga Desa Parit Kebumen ramah-ramah banget, desanya bersih, jalanannya udah aspal, anak-anaknya baik, beberapa rewel sih hehe
Alhamdulillah banyak program yang jalan, ada program yang gak jalan dan ada program yang mendadak nongol. Wajar sih, kita bikin rencana tapi kan belum tau kondisi real di lokasi, nah pas udah di lokasi muncul deh program-program dadakan dan kondisional.

Program-program yang kami laksanakan :

  1. Buka puasa bersama di Mesjid Desa
  2. Kultum di Mesjid Desa
  3. Mengajar di SDN 03 Parit Kebumen
  4. Sosialisasi Perkuliahan dan Jalur Masuk Perguruan Tinggi (Khususnya UR)
  5. Kelas motivasi dan konseling di MA Istiqomah 
  6. Rumah Pintar (Bimbingan Belajar)
  7. Penanaman 1000 pohon
  8. Pembuatan Taman Desa
  9. Melatih Tim Aubade Mts Parit Kebumen
  10. Melatih Tim Paskibra MA Istiqomah
  11. Panitia & Pelaksana Upacara 17 Agustus
  12. Perlombaan HUT RI Desa Parit Kebumen
  13. Perlombaan HUT RI SDN 03 Parit Kebumen
  14. Pengadaan Perlengkapan SD 03 Parit Kebumen
  15. Kepanitiaan Turnamen Sepak Bola dan Voli se-Kecamatan Rupat Selatan
  16. Hiking & Kepramukaan SDN 03 Parit Kebumen
  17. Pembuatan Peta Desa Parit Kebumen
  18. Pembuatan Poster Kebersihan Lingkungan
  19. Sosialisasi Pembuatan Pupuk Kompos & Pertanian
  20. Kegiatan PKK
  21. Rumah Seni (Melatih tarian tradisional Melayu)


Lumayan banyak ya, alhamdulillah. Ada satu program yang sebenernya bagus banget, tapi belum bisa berjalan, yakni Program Penyulingan Air Bersih. Kami udah uji coba penyulingan dalam skala kecil, tapi hasilnya kurang jernih. Mungkin karena keterbatasan pengetahuan kami juga :,) Memang salah satu masalah yang dihadapi warga di Pulau Rupat ya air bersih, karena tanah di rupat adalah lahan gambut, dan airnya berwarna kuning kecoklatan. Nah, ini masukan buat yang Kukerta di Pulau Rupat untuk tahun berikutnya, semoga program ini bisa berjalan dengan baik ya.

Setelah jalan 2 bulan, waktunya perpisahan. Perpisahan yang pertama, dengan anak-anak SD. Suasananya haru banget. Apalagi aku sempat bikin film dokumenter selama kami ngajar dan bikin kegiatan bareng anak-anak SD. Sediiiiiiiiiih. Gak tau kapan lagi bisa main kesini. Perpisahan yang kedua, dengan warga desa. Nah, ini lebih sedih lagi. Selain kukerta UR, ada juga tim Kukerta STAI Bengkalis yang udah ngadain perpisahan sebelum kami, tapi kalah ramenya sama perpisahan Kukerta UR, apalagi anak-anaknya, rameeeee banget. Anak-anak se-desa hampir semuanya datang. Mulai dari yang belum sekolah, anak SD, SMP, sampai Pemuda Desa juga datang. 

Perpisahan Kukerta awalnya berjalan formal sampai Pak Amin, Sekretaris Desa menyampaikan pesan dan kesan, suasana mulai cair. Pak Amin adalah salah seorang yang saya kagumi di Desa ini. Serta keluarganya yang begitu hangat menyambut kami. Ibuk, Mbah, Mbah kakung, Ulfa, dan Kevin adalah anggota keluarga kecil Pak Amin, tipikal keluarga yang hangat, keluarga idaman. Sosok Pak Amin yang family man banget. Anak-anaknya manja banget sama bapaknya, tapi tetap punya rasa segan dan bangga. Ibuk dan Mbah yang ramah, perhatian dan keliatan banget penyayang. Ah, idaman banget! hehe

Pak Amin bilang, walaupun badan kami kecil-kecil, kami punya visi yang besar. Visi kami ada lewat anak-anak kecil di desa yang kami didik. Kami arahkan untuk terus belajar. Untuk tak henti berkaca pada luasnya langit dan dunia. Untuk berani bermimpi dan bercita-cita. Untuk nantinya menjadi pencipta warna baru di desa.

Dream big, my Rainbow Troops!

 
"Kak Uwik, kalo Ulfa besar nanti, Ulfa pengen jadi KKN kayak kakak" 
Sambil menahan tangis, aku cuma bisa berharap : "semoga 2 bulan kami disana jadi manfaat. aamiin"


Sabtu, 18 April 2015

Rabu, 25 Februari 2015

Reminded



Kala itu, tak sedikit pun sedang di benakku apa pun tentang dirimu. Yang ada hanya penatnya rutinitas yang terasa bagai sedang mempermainkan diri di dunia sendiri. Dalam rutinitas yang terasa kian lama kian membingungkan. Kau hadir lagi.

Kau hadir setelah sekian lama hilang dari lamunan. Hilang dari daftar ‘recent call contact’ di otakku. Aku bingung. Kali ini kau mau apa lagi? Jika hanya untuk mengganggu nikmatnya kopi saat jam makan siang disela jam-jam sibukku atau hanya untuk merusak mood, rasanya lebih baik ku tolak saja telfon darimu ini. Namun aku penasaran, hal apa yang menghasutmu hingga bisa repot-repot menelfonku.

Seperti biasa, obrolanmu ringan, seolah tak bersalah. Hanya seputar say hi dan basa basi yang basi. Sepele. Kau tak begitu mempermasalahkan hal yang aneh menurut orang lain. Bagiku itu adalah sisi baikmu. Kau begitu sesukamu, semaumu. Nada suaramu sedikit lebih rendah kali ini. Entah ada gangguan apa didirimu, namun kau terdengar sedang ingin bicara serius. 
 
Tak lain tak bukan, gangguanmu masih sama denganku. Rutinitas. Aku tak heran atas keluhan-keluhan yang kau udarakan. Kadang aku pun merasakan yang sama. Bahkan mungkin dirasakan oleh banyak orang. Saat itu, kau terdengar begitu patuh atas sugestiku. Mungkin karena aku yang lebih dulu merasa letih seletih yang kau punya, beban seberat yang kau pikul. Tapi aku yakin, semua orang punya permasalahan sendiri dihidupnya. Permasalahan dengan bobot yang masing-masing berbeda.
 
Aku terheran dengan kalimatku sendiri. Bagaimana bisa kalimat motivatif semacam itu bisa keluar dengan begitu menggebu dan memaksa. Bahkan anehnya kali ini kau setuju dan patuh pada kalimat-kalimat itu.
 
Aku disadarkan lagi, secara tak langsung, kau sedang membangunkan dirimu sendiri saat orang lain terbangun olehmu. Serta, there’s always a good thing even in the worst one. Bahkan didalam hal terburuk sekalipun, ada hal baik yang bisa diambil. Selamat mengambil nilai, semoga kita segera didewasakan!

Sabtu, 24 Januari 2015